Generasi 1
Jaringan 1G pertamakali ditemukan di tahun 1980 ketika
AMPS di Amerika bekerjasama dengan TACS dan NMT di Eropa membuat terobosan di
teknologi jaringan. Pada tahun 1985, teknologi AMPS (Advanced Mobile Phone
System, mempergunakan frekuensi 800 MHz, merupakan cikal bakal CDMA saat ini)
dengan sistem analog mulai diperkenalkan, di samping teknologi NMT-470,
modifikasi NMT-450 (berjalan pada frekuensi 470 MHz, khusus untuk Indonesia)
dioperasikan PT Rajasa Hazanah Perkasa. Teknologi AMPS ditangani oleh empat operator:
PT Elektrindo Nusantara, PT Centralindo Panca Sakti, dan PT Telekomindo Prima
Bakti, serta PT Telkom Indonesia sendiri. Regulasi yang berlaku saat itu
mengharuskan para penyelenggara layanan telepon dasar bermitra dengan PT Telkom
Indonesia.
Pada
saat itu, telepon seluler yang beredar di Indonesia masih belum bisa dimasukkan
ke dalam saku karena ukurannya yang besar dan berat, rata-rata 430 gram atau
hampir setengah kilogram. Harganya pun masih mahal, sekitar Rp10 jutaan.
Pada tahun 1967, PT
Indonesian Satellite Corporation Tbk (Indosat, sekarang PT. Indosat Tbk)
didirikan sebagai Perusahaan Modal Asing (PMA), dan baru memulai usahanya pada
1969 dalam bidang layanan telekomunikasi antarnegara. Pada 1980, Indosat resmi
menjadi Badan Usaha Milik Negara.
Generasi 2
Pada awal tahun 90-an
untuk pertama kalinya muncul teknologi jaringan seluler digital. yang hampir
bisa dipastikan memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan teknologi
jaringan analog (1G) seperti suara lebih jernih, keamanan lebih terjaga dan kapaistas
yg lebih besar.
GSM
muncul terlebih dahulu di Eropa sementara Amerika mengandalkan D-AMPS dan
Quallcomm CDMA pertama mereka.Di Indonesia sendiri, PT Telkom Indonesia memulai
pilot-project pengembangan teknologi generasi kedua (2G), GSM], di Indonesia.
Sebelumnya, Indonesia dihadapkan pada dua pilihan: melanjutkan penggunaan
teknologi AMPS atau beralih ke GSM yang menggunakan frekuensi 900 MHz.
Akhirnya, Menristek saat itu, BJ Habibie, memutuskan untuk menggunakan
teknologi GSM pada sistem telekomunikasi digital Indonesia.
Pada waktu itu dibangun 3 BTS (Base Transceiver Station), yaitu satu di Batam
dan dua di Bintan. Persis pada 31 Desember 1993, pilot-project tersebut sudah
on-air. Daerah Batam dipilih sebagai lokasi dengan beberapa alasan: Batam adalah
daerah yang banyak diminati oleh berbagai kalangan, termasuk warga Singapura.
Jarak yang cukup dekat membuat sinyal seluler dari negara itu bisa ditangkap
pula di Batam. Alhasil, warga Singapura yang berada di Batam bisa berkomunikasi
dengan murah meriah, lintas negara tapi seperti menggunakan telepon lokal. Jadi
pilot-project ini juga dimaksudkan untuk menutup sinyal dari Singapura
sekaligus memberikan layanan komunikasi pada masyarakat Batam.
Generasi
kedua memiliki memiliki fitur CSD sehingga transfer data lebih cepat. sekitar
14.4KBPS. anda juga dapat mengirimkan pesan teks. akan tetapi Fitur CSD ini
membuat Tagihan bualanan anda membengkak.karena jika anda ingin terhubung ke
internet anda harus menggunakan dialup yang dihitung permenit. kecuali anda
punya percetakan uang sendiri dirumah.
Pada tahun tahun
selanjutnya ketika orang-orang sudah ketagihan internet, ketika mereka mengecek
email setiap hari mereka merasa sudah harus ada perubahan, mereka membutuhkan
akses data yang lebih cepat dari yang ada saat itu. GPRS memang lebih bagus
dari 2G tapi tidak cukup bagus jika kita bandingkan dengan 3G yang benih benih
nya sudah mulai muncul ketika GPRS di umumkan untuk pertama kali.
Generasi 2.5
GPRS
(The General Packet Radio Service) – 2.5G – adalah terobosan terbaru di
generasi ke dua ini. GPRS jg adalah akar dari munculnya 4G. lahir pada tahu
1997 GPRS dengan sigap menggantikan CSD yang boros. dengan GPRS anda bisa
dipastikan “Always on” anda dapat terhubung ke internet dimana saja dan kapan
saja. secara teori kecepatan gprs mampu mencapai 100kbps . GPRS lebih
menguntungkan karena perhitunganya per kb nya tidak permenit
Geneasi 3
Pada generasi ini Terdapat 2 jenis layanan yaitu :
Ø EDGE (Enhanced
Data for Global Evolution) : teknologi perkembangan dari GSM, rata-rata
memiliki kecepatan 3kali dari kecepatan GPRS. Kecepatan akses EDGE secara teori
sekitar 384kbps. Fasilitas yang disediakan EDGE sama seperti GPRS (e-mail, mms,
dan browsing).
Ø UMTS (Universal
Mobile Telecommunication Service) : perkembangan selanjutnya dari EDGE. UMTS
sering disebut generasi ke tiga (3G). Selain menyediakan fasilitas akses
internet , UMTS juga menyediakan fasilitas video streaming, video conference,
dan video call. Secara teori kecepatan akses UMTS sekitar 480kbps.
Perkembangan Di indonesia:
Satelindo
meluncurkan layanan GPRS dan MMS pada awal 2003, dan menjadi operator seluler
Indonesia ketiga yang meluncurkan layanan tersebut. Melalui Keputusan Dirjen
Postel No. 253/Dirjen/2003 tanggal 8 Oktober 2003, pemerintah akhirnya
memberikan lisensi kepada PT Cyber Access Communication (sekarang PT Hutchison
Charoen Pokphand Telecom) sebagai operator seluler 3G pertama di Indonesia
melalui proses tender, menyisihkan 11 peserta lainnya. CAC memperoleh lisensi
pada jaringan UMTS (Universal Mobile Telecommunications System) atau juga
disebut dengan W-CDMA (Wideband-Code Division Multiple Access) pada frekuensi
1.900 MHz sebesar 15 MHz.
Pada
November 2003, Indosat mengakuisisi Satelindo, Indosat-M3, dan Bimagraha
Telekomindo. Pada akhirnya, ketiganya dilebur ke dalam PT Indosat Tbk. Maka
sejak saat itu, ketiganya hanya menjadi anak perusahaan Indosat.
Di
bulan yang sama, PT Radio dan Telepon Indonesia (Ratelindo) berubah nama
menjadi PT Bakrie Telecom dan meluncurkan produk esia sebagai operator CDMA
kedua berbasis FWA, yang kemudian diikuti dengan kehadiran Fren sebagai merek
dagang PT Mobile-8 Telecom pada Desember 2003, namun
dengan lisensi CDMA berjelajah nasional, seperti umumnya operator seluler
berbasis GSM. PT Indosat Tbk menyusul kemudian dengan StarOne pada bulan Mei
2004, juga dengan lisensi CDMA FWA.
Pada
Februari 2004, Telkomsel meluncurkan layanan EDGE (Enhanced Data Rates for GSM
Evolution), dan menjadikannya sebagai operator EDGE pertama di Indonesia. EDGE
sanggup melakukan transfer data dengan kecepatan sekitar 126 kbps (kilobit per
detik) dan menjadi teknologi dengan transmisi data paling cepat yang beroperasi
di Indonesia saat itu. Bahkan menurut GSM World Association, EDGE dapat
menembus kecepatan hingga 473,8 kilobit/detik.
Sejak
April 2004, para operator seluler di Indonesia akhirnya sepakat melayani
layanan MMS antar-operator. Pada akhir tahun 2004, jumlah pelanggan seluler
sudah menembus kurang lebih 30 juta. Melihat perkembangan yang begitu pesat, di
prediksi pada tahun 2005 jumlah pelanggan seluler di Indonesia akan mencapai 40
juta.
Pada
Mei 2004, PT Mandara Seluler Indonesia meluncurkan produk seluler Neon di
Lampung pada jaringan CDMA 450 MHz. Namun Neon tak bisa berkembang akibat kalah
bersaing dengan operator telekomunikasi lainnya, sampai akhirnya diambil alih
oleh Sampoerna kemudian mengubah namanya menjadi Sampoerna Telekomunikasi
Indonesia pada 2005, dan menjadi cikal bakal Ceria.
Pada
tanggal 17 September 2004, PT Natrindo Telepon Seluler (Lippo Telecom, sekarang
PT Axis Telekom Indonesia) memperoleh lisensi layanan 3G kedua di Indonesia.
Perusahaan ini memperoleh alokasi frekuensi sebesar 10 MHz.
Generasi
3.5G
HSDPA merupakan
evolusi dari standar W-CDMA dan dirancang untuk meningkatkan kecepatan transfer
data 5x lebih tinggi. HSDPA memdefinisikan sebuah saluran W-CDMa yang baru,
yaitu high-speed downlink shared channel (HS-DSCH) yang cara operasinya berbeda
dengan saluran W-CDMA yang ada sekarang. Hingga kini penggunaan teknologi HSDPA
hanya pada komunikasi arah bawah menuju telepon genggam.
Keunggulannya :
Ø Teknologi
HSDPA dapat digunakan untuk banyak user secara bersama-sama. Tetapi jika semua
user melakukan download file dengan kapasitas yang besar dari internet, akan
berimbas pada aliran data, yaitu seluruh user akan mendapat koneksi yang
lambat.
Ø Frekuensi
yang dipakai oleh teknologi ini sudah dapat dimaksimalisasikan secara efisien
dengan pemakaian bandwith (lebar pita) yang tepat.
Ø Mengurangi
tertundanya pengunduhan atau download data (delay), walaupun dengan banyaknya
pengguna dari koneksi HSDPA, unduhan data tidak akan tertunda, tetapi mungkin
mengalami sedikit keterhambatan aliran data.
Kelemahannya :
Ø Kecepatan
maksimum 14,4 Mbps dalam jarak kurang dari 1 km dari base station. Apabila
sudah mencapai jarak lebih dari sama dengan 6 km, aliran data akan menurun
kepada kecepatan 1 Mbps.
Ø Harga
yang cukup mahal bila dibandingkan dengan jaringan seperti WiMAX.
Generasi 4G
Jaringan 4G (4G
network) adalah generasi keempat jaringan nirkabel untuk komunikasi mobile. Jaringan
ini dimaksudkan sebagai solusi jaringan komunikasi yang komprehensif dan aman
dengan kecepatan data yang jauh lebih cepat dari generasi sebelumnya. Standar
baru seperti WiMax dan Long Term
Evolution (LTE) telah disebut sebagai 4G, meskipun masih terdapat beberapa
perdebatan tentang status mereka.
Spesifikasi 4G
Ø Jaringan
4G secara spesifik diarahkan untuk menyediakan layanan berkualitas tinggi dan
kecepatan transfer data yang tinggi pula.
Ø Jaringan
ini ditujukan untuk memberikan kualitas penerimaan yang lebih baik, aliran
transfer data lebih stabil, serta pertukaran informasi lebih cepat.
Ø International
Telecommunication Union (ITU) atau organisasi yang mengawasi standar untuk
jaringan nirkabel menyatakan bahwa kemajuan signifikan untuk layanan pesan
multimedia, termasuk layanan video, merupakan suatu hal yang harus segera
dicapai.
Ø 4G
mampu memberikan kecepatan transfer data minimal 100 megabit per detik saat
pengguna bergerak pada kecepatan tinggi (seperti ketika sedang berada di kereta
api), serta sebesar satu gigabit per detik dalam posisi diam.
Ø Ponsel
dan perangkat mobile pada jaringan 4G juga menggunakan teknologi Internet
Protocol (IP) untuk memungkinkan transfer data melalui paket, alih-alih
menggunakan metode telepon tradisional.
Generasi
4.5
Perbedaan
4G dan 4.5 terletak pada jumlah frekuensi sehingga menghasilkan kecepatan yang
lebih baik. Perbedaan 4G dan 4.5
adalah 4G menggunakan single carrier, sedangkan 4.5G dua carrier,Jaringan 4.5G yang tersebar dapat mendukung mode TDD (Time
Division Duplex) dan FDD (Frequency Division Duplex) secara bersamaan. Jaringan
tersebut dioperasikan pada frekuensi 800MHz dan frekuensi terbaru 2.300MHz.
Dengan
didukung dua standar LTE, yaitu TDD dan FDD, perangkat yang telah mendukung
jaringan 4G LTE bekerja lebih optimal dibandingkan dengan dengan
jaringan-jaringan yang hanya didukung satu standar LTE. Jaringan tersebut juga
dapat bekerja di dua frekuensi sehingga dapat menghadirkan kombinasi antara
cakupan data yang luas dan bandwidth yang optimal.
Kelebihan :
Ø 4.5G
lebih stabil .
Ø 4.5G
lebih cepat dibandingkan 4G
Kelemahan :
Ø Harga
yang lebih mahal dibanding 4G
Pada waktu itu dibangun 3 BTS (Base Transceiver Station), yaitu satu di Batam dan dua di Bintan. Persis pada 31 Desember 1993, pilot-project tersebut sudah on-air. Daerah Batam dipilih sebagai lokasi dengan beberapa alasan: Batam adalah daerah yang banyak diminati oleh berbagai kalangan, termasuk warga Singapura. Jarak yang cukup dekat membuat sinyal seluler dari negara itu bisa ditangkap pula di Batam. Alhasil, warga Singapura yang berada di Batam bisa berkomunikasi dengan murah meriah, lintas negara tapi seperti menggunakan telepon lokal. Jadi pilot-project ini juga dimaksudkan untuk menutup sinyal dari Singapura sekaligus memberikan layanan komunikasi pada masyarakat Batam.
Keunggulannya :
Ø Teknologi
HSDPA dapat digunakan untuk banyak user secara bersama-sama. Tetapi jika semua
user melakukan download file dengan kapasitas yang besar dari internet, akan
berimbas pada aliran data, yaitu seluruh user akan mendapat koneksi yang
lambat.
Ø Frekuensi
yang dipakai oleh teknologi ini sudah dapat dimaksimalisasikan secara efisien
dengan pemakaian bandwith (lebar pita) yang tepat.
Ø Mengurangi
tertundanya pengunduhan atau download data (delay), walaupun dengan banyaknya
pengguna dari koneksi HSDPA, unduhan data tidak akan tertunda, tetapi mungkin
mengalami sedikit keterhambatan aliran data.
Kelemahannya :
Ø Kecepatan
maksimum 14,4 Mbps dalam jarak kurang dari 1 km dari base station. Apabila
sudah mencapai jarak lebih dari sama dengan 6 km, aliran data akan menurun
kepada kecepatan 1 Mbps.
Ø Harga
yang cukup mahal bila dibandingkan dengan jaringan seperti WiMAX.